Apakah Arti Baptisan Saksi Yehuwa? Jadi Budak Allah Atau Manusia?

tunduklah kepada hamba setia bijaksana
 Watchtower 2011 Jul 15 p.24 Simplified English Edition
APAKAH ARTI BAPTISAN bagi seorang SAKSI Yehuwa? Publikasi Menara Pengawal, Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan, mengatakan: “Pembaptisan berarti mati berkenaan dengan jalan hidup kita yang lama dan hidup kembali untuk melakukan kehendak Allah.” (hlm. 181). Tentunya jika Saudara membaca artikel Saksi Yehuwa Membaktikan Diri pada Pemimpin Kultus tentunya sadar bahwa sebenarnya seorang peminat dibaptis untuk membaktikan dirinya kepada badan pimpinan (disebut juga golongan budak), pemimpin kultus. Oleh karena itu sebenarnya para Saksi Yehuwa dibaptis untuk menjadi jongos-jongos (kacung)* dari Sang Budak! Jadi Sang Budak memiliki jutaan jongos-jongos setia yang siap melakukan apapun kehendak Sang Budak, yaitu merekrut orang lain dengan dalih menginjil dari rumah ke rumah untuk memperbesar bisnisnya, percetakan. Mengapa demikian? Karena melakukan kehendak Allah Yehuwa disamakan dengan melakukan kehendak budak dan memberontak terhadap budak disamakan dengan memberontak terhadap Allah. Perhatikan kutipan berikut:

Karena “budak yang setia dan bijaksana” telah dipercayakan dengan seluruh milik Tuan [Yesus], maka marilah kita melihat dengan persepsi mental yang tepat bahwa apa pun 'budak yang setia' lakukan adalah untuk kebaikan kita. Budak ini dengan demikian memenuhi kewajiban sendiri di hadapan TUHAN untuk mendapatkan pekerjaan-Nya terselesaikan. Oleh karena itu kehendak budak adalah kehendak Yehuwa. Pemberontakan terhadap budak adalah pemberontakan terhadap Allah. Sikap mental yang tepat terhadap arahan budak merupakan bagian dari menjaga kecepatan dengan masyarakat Dunia Baru.

Since the “faithful and discreet slave” has been entrusted with all the Master’s goods, then let us view with proper mental perception that whatever the ‘faithful slave’ does is for our good. The slave is thereby fulfilling its own obligation before Jehovah in getting His work done. Therefore the slave’s will is Jehovah’s will. Rebellion against the slave is rebellion against God. A proper mental attitude toward the slave’s direction is a part of keeping pace with the New World society. (Menara Pengawal, 1/6/1956, hlm 346 par. 11, merah dari saya)
Tentunya para Saksi Yehuwa tidak sadar bahwa mereka “menjadi jongos-jongos dari Sang Budak!” karena mereka berpikir bahwa badan pimpinan, Sang Budak adalah rekan sekerja, bukan bawahan apalagi pemimpin karena setiap Saksi Yehuwa mengira Kristus lah pemimpinnya! (baca di sini) Kita perhatikan pernyataan seorang Saksi Yehuwa berikut ini:

badan pimpinan kan sebagai rekan sekerja bukan bawah haha salah paham nih pak awi (di sini)
Pernyataan Saksi Yehuwa tersebut ada di dalam persepsi dan benak jutaan Saksi Yehuwa. Mereka memang percaya demikian tetapi faktanya berbeda 180°. Hal ini membuktikan bahwa teori indirect directives yang dicetuskan oleh Margaret Thaler Singer adalah benar. Semuanya terjadi karena pengaruh dari teknik mind control yaitu suatu teknik psikologi yang dimanfaatkan oleh pemimpin kultus untuk memanipulasi orang lain seolah-olah percaya satu hal tetapi yang sebenarnya bertentangan dengan apa yang diyakininya itu. 


Mengapa saya katakan bahwa jutaan Saksi Yehuwa adalah jongos-jongos setia dari Sang Budak? Apa buktinya? Jika memang jutaan Saksi Yehuwa menganggap badan pimpinan adalah mitra kerja maka kedudukannya dalam beberapa hal haruslah setara, khusus dalam pengambilan keputusan dan berkehendak. Misalnya, jutaan Saksi bisa berdiskusi ataupun memberi masukkan ataupun menolak keputusan dari sang budak. Apakah demikian? Faktanya tidak! Perhatikan contoh dari majalah Watchtower 2011 Jul 15 p.24 edisi Simplified English Edition di atas yang mengatakan “We need to obey the faithful dan discreet slave to have Jehovah's approval” artinya “Kami [Saksi Yehuwa] butuh mentaati hamba setia dan bijaksana untuk beroleh perkenanan Yehuwa”. Dan beberapa kutipan berikut ini:

Alasan mendasar untuk memperlihatkan respek yang sepatutnya kepada golongan budak yang setia adalah karena dengan melakukannya, kita sebenarnya merespek sang Majikan, Yesus Kristus. Paulus menulis tentang kaum terurap, ”Ia yang adalah orang merdeka ketika dipanggil adalah budak Kristus. Kamu dibeli dengan harga tertentu.” (1 Korintus 7:22, 23; Efesus 6:6) Jadi, apabila kita dengan loyal tunduk kepada arahan budak yang setia dan Badan Pimpinannya, kita sebenarnya tunduk kepada Kristus, Majikan budak itu. Memperlihatkan respek yang sepatutnya kepada sarana yang Kristus gunakan untuk mengelola harta miliknya di bumi merupakan salah satu cara kita ”mengakui secara terbuka bahwa Yesus Kristus adalah Tuan bagi kemuliaan Allah, sang Bapak”.—Filipi 2:11. (Menara Pengawal, 1/4/2007, hlm. 24)

Domba-domba lain, yang menjadi rekan-rekan jemaat orang Kristen terurap, membuktikan iman dengan berbagai cara. Pertama, mereka mendukung kaum terurap dalam pemberitaan kabar baik Kerajaan Allah. (Mat. 24:14; 28:19, 20) Kedua, mereka [jutaan Saksi Yehuwa] dengan rela tunduk kepada arahan yang diberikan Badan Pimpinan.—Ibr. 13:17; baca Zakharia 8:23. (Menara Pengawal, 15/1,2008 hlm. 26)
Marilah kita renungkan kutipan-kutipan tersebut yang meminta ketundukkan dan loyalitas kepada badan pimpinan. Apakah benar badan pimpinan atau golongan budak merupakan mitra kerja jutaan Saksi Yehuwa? Tentunya tidak, bukan? Jelas ini relasi antara kacung/jongos dengan majikan, suatu relasi yang lebih rendah dari karyawan dengan atasan/pimpinan atau boss.  Saya berikan suatu ilustrasi agar Saksi Yehuwa memahami perbedaan hubungan mitra kerja dengan pimpinan vs karyawan dan majikan (slave master) vs. jongos (slave).

Jika Anda memiliki mitra kerja berarti kedudukan Anda setara dengan mitra Anda. Anda memiliki hak suara sehingga bisa berdiskusi, memberi masukkan, menolak dan bahkan keluar dari kemitraan tersebut jika Anda tidak setuju dengannya tanpa beban. Relasi karyawan dengan pimpinan adalah meskipun Anda bawahan dan digaji, Anda bisa memberikan input dan berdiskusi untuk kemajuan usaha. Sebaliknya, hubungan tuan dengan jongos berada di titik yang paling rendah karena jongos tidak memiliki hak suara apapun. Tugasnya hanya menjalan apa yang diperintahkan slave master (majikan).  

Nah, dari ketiga ilustrasi tersebut, di manakah kedudukan jutaan Saksi Yehuwa? Jongos!! Mengapa? Pertama, jutaan Saksi Yehuwa tidak bisa menafsirkan Alkitab. Hanya badan pimpinan sebagai Sang budak mampu menafsikan Alkitab (baca di sini). Jadi apapun juga yang ditafsirkan badan pimpinan wajib dituruti tanpa boleh dikritik oleh jutaan Saksi (baca di sini).  Jadi hubungannya hanya bersifat satu arah, top down. Tidak bisa memberi masukkan ataupun membantah.

Kedua, bagaimana jika seorang Saksi Yehuwa tidak setuju dengan arahan badan pimpinan? Pertama-tama, penatua akan memperingatinya untuk tunduk dan taat kepada badan pimpinan. Kedua, jika masih bersikukuh juga maka Saksi itu pasti dipecat! Perhatikan istilah kata yang digunakan yaitu “pecat”. Jelas istilah ini tidak menunjukkan relasi hubungan antara mitra kerja, bukan?

Dan sesungguhnya tanpa maksud menghina ataupun melecehkan, kedudukan para Saksi Yehuwa berada di bawah para jongos/kacung. Mengapa? Para jongos bekerja menerima gaji. Sebaliknya sebagian besar Saksi Yehuwa tidak digaji! Dan tanpa menyadarinya, mereka sebenarnya tidak hanya sekedar mengikuti arahan badan pimpinan tetapi juga menyembah kepada konsep badan pimpinan atau golongan hamba. Baca Saksi Yehuwa: Penyembah Berhala Modern. Oleh sebab itu, jika Saudara membaca kesaksian para Saksi Yehuwa yang bertobat mereka merasa menjadi korban dan menyatakan kebodohannya mengerjakan apa yang mereka lakukan ketika menjadi Saksi Yehuwa.


Apakah kesimpulannya? Makna baptisan Saksi Yehuwa merupakan lambang dari bergabungnya seseorang masuk ke dalam organisasi Saksi Yehuwa yang mengaku sebagai satu-satunya organisasi yang dimiliki oleh “allah” di bumi. Setiap peminat mengira dibaptis untuk mengabdi secara eksklusif, taat, mutlak tunduk melakukan kehendak “allah”. Perhatikan kata “allah” yang saya gunakan dalam huruf kecil karena sebenarnya bukanlah Allah yang sebenarnya, melainkan representasi dari pemimpin kultus yang mengatas-namakan Allah. Jadi ketika seorang dibaptis ala Saksi Yehuwa maka ia sebenarnya menjadi jongos/kacung dari kekelompok manusia yang mengaku kehendak Allah adalah kehendaknya! Ini merupakan bukti bahwa organisasi Saksi Yehuwa adalah kelompok kultus. Baca Ciri Kultus: Pengabdian Tanpa Syarat Dan Eksklusif.

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Bagaimana pendapat Saudara artikel Apakah Arti Baptisan Saksi Yehuwa? Jadi Budak Allah Atau Manusia?

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)


* Pemakaian kata “jongos atau kacung” digunakan tanpa maksud menghina karena memang tidak ada lagi istilah yang lebih tepat merepresentasikan kata seseorang yang menurut apapun yang diminta oleh sang budak tanpa mempertanyakan keabsahan sang budak. 

7 comments :

  1. TDB sangat sering memilih kata budak, sedangkan LAI memilih kata hamba.

    Beda budak dengan hamba rasanya cukup jelas:
    Budak ada transaksi jual beli di awal, jadi budak bisa lepas jika membayar sejumlah uang yg dikeluarkan saat pembelian ditambah nilai inflasi, sedangkan hamba lebih kepada subordinasi, kalau mau lepas tinggal kesepakatan saja.

    Bisa saja menerjemahkan budak sebab dari kata slave yg diterjemahkan dengan kaku, akan menghasilkan kata budak. Jika penerjemahnya memperhatikan sisi konotasi budak yg negatif tentu akan mempertimbangkan slave hanya sbg figur seorang servant, maka menghasilkan terjemahan hamba.

    Budak setia dengan Hamba setia tidak terlalu masalah di telinga. Konotasi negatif akan terasa jika dua kata tsb disandingkan dg kata sabda.
    Budak sabda terdengar tidak enak, hamba sabda terdengar enak ditelinga.
    Budak sabda konotasinya kita tanpa sengaja diperbudak oleh sabda
    Hamba sabda hanya satu konotasi yaitu pelayan sabda.
    Jadi itulah pokok persoalan cara penerjemahan yg beda.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Satu contoh

      Crazy driver tidak serta-merta diterjemahkan sopir gila tapi bisa juga diterjemahkan sopir ugal-ugalan, padahal ugal-ugalan lebih mendekati istilah reckless.

      Tanggung jawab seorang penerjemah lebih kepada konsekuensi hasil terjemahannya, apalagi menerjemahkan Alkitab. Disinilah esensinya terjemahan TDB rusak total.

      Cara pembuktiannya cukup mudah
      Cukup dengan membacakan TDB kepada orang lain yg ditutup matanya dg semacam serbet shg indera pendengarannya jadi fokus. Setelah dibacakan, mintalah opini dengan diberi pilihan
      A. TDB terjemahannya halus
      B. Biasa2 saja
      C. Terdengar grenjel2 spt jalan Pantura yg lobang2 disana sini.

      Salam
      AS

      Delete
  2. Cerita dari teman yg di Belanda, saksi-saksi di Eropa pernah menggandakan TDB pakai tulisan tangan (demo kasmaran sama organisasi, nostalgia jaman belum ada mesin cetak).
    Ini kan bodoh, jaman kakek CTR aja sudah ada koran, berarti sudah ada mesin cetak, organisasi malah tidak mencegah tindakan mubazir. Tentu organisasi menganggap itu sbg berkah publikasi gratis....tis. Gak usah bayar. Krisis kesadaran, nggak tau TDB Alkitab yg dikutuk krn berbasis pentakhtaan th1914.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  3. Definisi baptis diatas ada yang keliru, yaitu di bagian akhir “Pembaptisan berarti mati berkenaan dengan jalan hidup kita yang lama dan hidup kembali untuk melakukan kehendak Allah.”

    Bagian untuk melakukan kehendak Allah, itu kurang pas, cenderung agak diplesetkan.
    Apakah benar, untuk melakukan kehendak Allah harus dibaptis dulu?
    Nah Disinilah watchtower pandai memelintir kata-kata.
    Yang benar adalah untuk melakukan kehendak Allah, tanpa dibaptis bisa, tinggal dilaksanakan saja apa perintah Allah.
    Tapi untuk bisa menerima Kristus, syarat mutlak harus dibaptis, sebab dalam pembaptisan ada tanya jawabnya, salah satunya apakah percaya akan Kristus? Dijawab Ya, percaya
    Jadi definisi pembaptisan mutlak harus dikaitkan dengan Kristus.
    Maka definisi yg sah: pembaptisan adl awal yang baru, dengan menerima dan percaya kepada Kristus dalam hidup seseorang, hidupnya yang lama tanpa Kristus telah mengalir keluar bersamaan dengan air yg melewatinya.

    Beda bukan??? Bagaimana pendapat Anda? Semua orang Yahudi bisa melakukan kehendak Allah, semua tidak dibaptis, enggak masalah, tapi orang Yahudi yang percaya dan menerima Yesus, memberikan dirinya dibaptis, itu baru betul !

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Definisi yg dipakai watchtower itu definisi pertobatan ^_^. Dibikin rancu Euy.

      Jadi komplit kesalahannya: definisinya keliru, kalimat tanya jawab baptisnya jenis inisiasi,
      Gayanya kayang, mengabdinya pada bp lmp, dibaptis nya kalau sudah loyal pada organisasi dan menunggu acara kebaktian distrik.

      Salam
      AS

      Delete
  4. Unitarian tidak usah dibaptis bisa....titik. Tinggal laksanakan saja sepuluh perintah Allah. Kalau unitarian membaptis orang, berarti itu palsu / samaran unitarian.

    Nabi2 PL semua unitarian (sebab belum ada Kristus)
    Kalau SSW dan Mormon itu berhala modern (bukan unitarian, hanya samaran)

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  5. Istilah Jongos sekarang ini terdengar kasar (menyayat hati ), tapi di masa lalu terdengar familiar dan merakyat tidak lain karena acara lawak Srimulat yg populer, pemainnya dengan santai dan natural dan intonasi pas dapat dengan leluasa mengucapkan kata jongos tanpa melukai perasaan.

    Acara Srimulat klasik menampilkan setting majikan dan jongos. Jongos nya tentu dapat honor main atau digaji majikan.... Kalau saksi tidak dibayar BP LMP malah mbayari aktivitas nabinya.

    Pemain Srimulat pemeran jongos selalu menyapa majikannya dgn sebutan Ndoro/"tuan".....Nah..gak mungkin kan 12 rasul sedang Srimulatan seperti di TDB (yang Jahil bgt).

    Terakhir per episode Srimulat, rata2 jongos nya ngeyel pada majikan, kalo nggak ngeyel tidak bisa memancing tertawa.
    Kalo nggak ngeyel alur cerita jadi rusak, nggak dibayar......saksi kalo nggak ngeyel bukan saksi namanya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.