Tahun Baru Bersumber dan Didasarkan Tradisi Kafir, Apa Kata Alkitab?

Selamat Tahun Baru 2018!
6 Tahun Pelayanan Dan Akan Terus Melayani
Demi Kemuliaan Allah Tritunggal
TAHUN 2017 SEGERA ditutup dalam buku sejarah yang tidak pernah diulang lagi. Sebentar lagi kita memasuki tahun 2018 dengan perayaan hiruk-pikuk Tahun Baru-nya.

Merefleksikan pelayanan saya di blog ini — yang membongkar ajaran kultus dan doktrin sesat Saksi Yehuwa — yang dimulai sejak September 2011 maka sudah ada 343 artikel yang bisa pembaca nikmati di sini.

Sebagai penulis blog ini, saya selalu berdoa kepada Allah agar tulisan-tulisan saya ini dapat mencerahkan dan menghindarkan banyak orang akan bahaya jeratan ajaran kultus dan doktrin sesat Saksi Yehuwa. Dan jika memungkinkan membawa kembali Saksi-Saksi Yehuwa yang disesatkan oleh organisasi Lembaga Menara Pengawal kepada Yesus Kristus sebagai Sang Gembala yang Agung; sebagai Allah dan Juru Selamat sejati, bukan sebuah organisasi Saksi Yehuwa yang mengklaim bergabungnya seseorang akan beroleh selamat, baca Keselamatan dan Kesetiaan Saksi Yehuda Pada Organisasi


Apakah Saksi-Saksi Yehuwa merayakan Tahun Baru?

Jawabannya tidak! Menjadi seorang Saksi Yehuwa berarti tidak saja menjadi budak badan pimpinan [saya katakan benar-benar budak berdasarkan fakta, baca di sini] tetapi ia juga kehilangan banyak hal yang tidak boleh dilakukannya. Jangankan perayaan Tahun Baru, merayakan natal juga tidak, dan bahkan ulang tahun sendiri saja tidak. Mengapa tidak? Dalam situs resmi Saksi Yehuwa, jw.org mengatakan:


HARI RAYA agama dan sekuler yang umum, yang dirayakan di banyak bagian dunia dewasa ini, tidak bersumber dari Alkitab. Kalau begitu, dari mana sumbernya? Jika Anda bisa melakukan riset di perpustakaan, Anda akan melihat bahwa ada hal-hal menarik yang disebutkan dalam buku-buku referensi tentang hari-hari raya yang umum di tempat tinggal Anda. Perhatikan beberapa contoh. . . .

Perayaan Tahun Baru. Tanggal dan kebiasaan yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru tidak sama di setiap negeri. Mengenai asal usul perayaan ini, The World Book Encyclopedia menyatakan, ”Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan tanggal 1 Januari sebagai Hari Tahun Baru pada tahun 46 SM. Orang-orang Romawi membaktikan hari ini kepada Janus, dewa dari gerbang-gerbang, pintu-pintu, dan awal mula. Bulan Januari disebut sesuai dengan nama Janus, yang mempunyai dua wajah—satu melihat ke depan dan satunya lagi melihat ke belakang.” Jadi, perayaan Tahun Baru didasarkan atas tradisi kafir.
Menurut Saksi Yehuwa perayaan Tahun Baru didasarkan pada tradisi kafir, bukan bersumber dari Alkitab oleh karena itu setiap Saksi Yehuwa tidak merayakannya. Bahkan ketika saya berdiskusi dengan salah satu Saksi Yehuwa mengatakan alasannya tidak turut serta merayakan Tahun Baru karena disertai oleh pesta pora dan minum-minuman keras menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru. Saya jadi ingat akan kelompok radikal dari agama tetangga yang menganut paham radikal senang mengkafir-kafirkan pihak lain karena perbedaan pemahaman meskipun satu agama.

Bagaimana pendapat saya? Bagaimana saya merayakan Tahun Baru?

Pertama, tidak ada satu pun ayat Alkitab yang melarang perayaan Tahun Baru ataupun Ulang Tahun. Oleh karena itu, larangan perayaan hanyalah opini pribadi badan pimpinan Saksi Yehuwa. Mengapa saya katakan opini pribadi badan pimpinan? Jika Allah ingin menghindarkan orang Kristen terjerap dari perayaan-perayaan kafir maka hal ini harus jelas dicatat di Alkitab. Faktanya, jika Anda berikan Alkitab kepada seorang awam untuk dibaca maka ia tidak akan dapat menyimpulkan Tahun Baru ataupun perayaan hari lainnya dilarang Allah. Hanya dengan bantuan asumsi dari Saksi Yehuwa, seseorang baru bisa menarik kesimpulan bahwa ada larangan tersebut.

Kedua, tidak dapat dipungkiri bahwa memang ada banyak orang-orang yang merayakannya dengan pesta pora dengan minum-minuman alkohol mungkin sampai mabuk dan hal-hal negatif lainnya. Tetapi hendaknya kita tidak membuat generalisasi yang salah akan hal ini seolah-olah pada hari Tahun Baru selalu disertai dengan pesta pora karena saya secara pribadi dan banyak sahabat-sahabat se gereja yang saya kenal tidak merayakannya dengan pesta pora.

Pada Tahun Baru, aktifitas saya jika tidak pergi bertamasya, kami sekeluarga ke gereja untuk ibadah ucapan syukur pada malam tahun baru dan demikian juga pada tanggal 1 Januari-nya. Setelah kebaktian, biasanya sih saya bersama keluarga besar bertemu di di sebuah restoran untuk menjalin silahturami persaudaraan yang jarang bisa dinikmati karena kesibukan masing-masing keluarga. Itu adalah pesta pora tradisi keluarga kami setiap tahunnya. Saya percaya aktifitas tersebut tidak masuk ke dalam kategori pesta pora yang digambarkan oleh organisasi Saksi Yehuwa. Apa yang saya dan keluarga besar saya lakukan tidak ada satupun yang mengarah atau berbau hal-hal yang bersifat kafir. Kami mengambil maknanya, bukan ritual-ritual yang aneh apalagi penyembahan berhala. Jadi agak aneh dan nyeleneh jika katanya dulu Tahun Baru didasarkan kepada tradisi kafir kemudian di jaman now ini organisasi Saksi Yehuwa melarangnya dengan anggapan semua orang melakukan hal sama dengan dulu.


Bagaimana kata Alkitab? Nasihat Paulus bisa menjadi rujukkan kita, yaitu di Roma 14:1-4 (TDB) kepada jemaat Roma yang memperdebatkan makanan yang dijual di pasar yang mungkin sebelumnya telah disajikan dalam ritual kafir. Intinya, ada yang berpendapat tidak boleh dimakan dan ada yang tidak masalah. Yang berpendapat tidak boleh makan memandang rendah yang berpendapat boleh dimakan. Pada prinsipnya Paulus mengatakan jangan menghakimi:

Sambutlah orang yang lemah imannya, tetapi tidak untuk membuat keputusan mengenai keraguan dalam batin. Ada orang yang mempunyai iman bahwa ia boleh makan segala sesuatu, tetapi orang yang lemah, makan sayur-sayuran. Hendaklah orang yang makan tidak memandang rendah orang yang tidak makan, dan hendaklah orang yang tidak makan tidak menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menyambut orang itu. Siapakah kamu sehingga menghakimi hamba-rumah orang lain? Di hadapan majikannya sendiri ia berdiri atau jatuh. Sesungguhnya, ia akan berdiri, sebab Yehuwa dapat membuatnya berdiri.
Sangat menariknya, ayat 6-7 berbicara tentang hari yang dianggap penting bagi seseorang tetapi ada yang menganggapnya tidak. Jika saya menjalankan malam dan Hari Tahun Baru dengan ucapan syukur kepada Allah yang telah memberikan kepenuhan berkat rohani dan jasmani serta kesehatan pada tahun 2017, apakah saya dan jutaan orang Kristen lainnya salah? Ini kutipan ayatnya:

Ada orang yang menilai suatu hari lebih penting daripada hari yang lain; orang lain menilai semua hari sama; hendaklah setiap orang yakin sepenuhnya dalam pikirannya sendiri. Ia yang berpegang pada suatu hari, melakukannya untuk menghormati Yehuwa. Juga, ia yang makan, melakukannya untuk menghormati Yehuwa, sebab ia mengucapkan syukur kepada Allah; dan ia yang tidak makan, melakukannya untuk menghormati Yehuwa, namun mengucapkan syukur kepada Allah. (Roma 14:5-6, TDB)
Dan jika ada Saksi Yehuwa yang masih “menilai dan menghukum” saya karena merayakan Tahun Baru ataupun perayaan lainnya bisa membaca ayat berikut yaitu janganlah menghakimi karena tidak ada sesuatu pun pada dasarnya najis; hanya jika seseorang menganggap sesuatu najis maka bagi dia hal itu najis dan tentunya bagi saya yang tidak menganggap suatu perayaan tidak najis maka tidaklah najis:

Sebab itu biarlah kita tidak lagi menghakimi satu sama lain, tetapi sebalik nya buatlah keputusan ini, yaitu untuk tidak menaruh di hadapan seorang saudara, suatu balok sandungan atau penyebab untuk tersandung. Aku tahu dan yakin dalam TUAN Yesus bahwa tidak ada sesuatu pun yang pada dasarnya najis; hanya apabila seseorang menganggap sesuatu najis, bagi dia hal itu najis. (Roma 14:7-8)
saksi yehuwa merayakan natal sampai tahun 1926 di bethel amerika
Saksi Yehuwa Merayakan Natal Sampai Tahun 1926
Dan ini menariknya dari bahasan kita kali ini karena akan membongkar dusta organisasi Saksi Yehuwa hanyalah merupakan grup kultus berkedok agama Kristen karena klaim dirinya dipilih oleh Kristus tidak pernah terjadi dan hanyalah dusta badan pimpinan. Yaitu tahukah Anda bahwa Saksi Yehuwa dulunya merayakan apa yang dianggap sekarang sebagai kafir seperti Natal, Ulang Tahun dan meskipun tidak dicatat tetapi juga merayakan Tahun Baru? Ini kutipannya:

Nah, pada permulaan abad ini, Siswa-Siswa Alkitab, sebutan untuk Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu, memang merayakan ulang tahun. Banyak dari antara mereka menyimpan buku-buku kecil yang disebut Daily Heavenly Manna. Buku-buku ini memuat sebuah ayat Alkitab untuk setiap hari, dan banyak orang Kristen menaruh foto-foto kecil yang menandai hari ulang tahun rekan-rekan Siswa-Siswa Alkitab mereka. Juga, The Watch Tower terbitan 15 Februari 1909 menceritakan bahwa pada sebuah kebaktian di Jacksonville, Florida, AS, Saudara Russell, yang pada waktu itu adalah presiden Lembaga, diundang untuk naik ke panggung. Mengapa? Di luar dugaannya, ia diberi bingkisan ulang tahun berupa beberapa kotak grapefruit, nanas, dan jeruk. Kejadian ini memberi kita suatu pandangan sekilas dari masa lampau. Agar mendapat gambaran yang lebih jelas, ingatlah bahwa pada masa itu, Siswa-Siswa Alkitab juga memperingati 25 Desember sebagai peringatan tahunan kelahiran Yesus, atau, ulang tahunnya. Bahkan sudah merupakan kebiasaan untuk mengadakan santap malam Natal di kantor pusat Brooklyn. (Menara Pengawal 15/10/98 hlm. 30, Pertanyaan pembaca)
Siswa-Siswa Alkitab merayakan Natal sampai pada tahun 1926. Hal ini telah saya bahas di Natal Dan Saksi Yehuwa untuk detailnya.

Sekarang kita kaji kembali klaim-klaim sepihak organisasi Saksi Yehuwa di kutipan berikut yang menyatakan bahwa Yesus tahun 1919 datang memilih sekelompok orang yang disebut sebagai kaum terurap atau golongan hamba setia. Ini kutipannya:


Kapan Yesus menetapkan budak yang setia untuk mengurus pelayan-pelayan rumahnya? Untuk menjawabnya, kita perlu kembali ke tahun 1914, yaitu awal musim panen. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, pada waktu itu ada banyak kelompok yang mengaku diri Kristen. Kelompok mana yang akan Yesus pilih dan tetapkan menjadi budak yang setia? Pertanyaan itu terjawab setelah ia dan Bapaknya datang dan menginspeksi bait, atau penyelenggaraan rohani untuk ibadat, dari tahun 1914 sampai awal tahun 1919.* (Mal. 3:1) Mereka senang kepada sekelompok kecil Siswa-Siswa Alkitab yang loyal dan yang menunjukkan bahwa mereka mengasihi Yehuwa dan Firman-Nya. Memang, mereka perlu ditahirkan, namun mereka dengan rendah hati bersedia diuji dan dimurnikan selama periode yang singkat itu. (Mal. 3:2-4) Siswa-Siswa Alkitab yang setia tersebut adalah gandum, atau orang Kristen sejati. Pada tahun 1919, yang adalah masa kebangkitan rohani, Yesus memilih saudara-saudara terurap yang cakap dari antara mereka untuk menjadi budak yang setia dan bijaksana, dan ia menetapkan mereka untuk mengurus pelayan-pelayan rumahnya. (online di sini)
Mengapa golongan budak ini layak dipilih oleh Yesus? Artikel di bawah mengklaim bahwa mereka “tidak mencemari diri dengan kepercayaan serta praktek dari ’Babilon Besar’, imperium agama palsu sedunia. Doktrin palsu tidak didapati dalam mulut mereka dan tidak memiliki cacat dunia Setan”:

Apa yang bisa dikatakan tentang orang Kristen terurap pada zaman modern? Dalam nubuatnya mengenai ”tanda kehadiran[-nya] dan tanda penutup sistem ini”, Yesus menyebut kelompok pengikutnya yang diurapi roh di bumi sebagai ”budak yang setia dan bijaksana”, atau ”pengurus yang setia”. (Mat. 24:3, 45; Luk. 12:42) Sebagai kelompok, golongan budak telah membangun reputasi yang sangat baik sehubungan dengan ”mengikuti Anak Domba itu ke mana pun ia pergi”. (Baca Penyingkapan 14:4, 5.) Anggota-anggotanya tetap perawan dalam makna rohani dengan tidak mencemari diri mereka dengan kepercayaan serta praktek dari ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia. (Pny. 17:5) Doktrin palsu tidak ”didapati dalam mulut mereka”, dan mereka tetap ’tidak memiliki cacat’ dunia Setan. (Yoh. 15:19) Di masa depan, sisa dari kaum terurap di bumi ”akan ikut” Anak Domba ke surga.—Yoh. 13:36. (Menara Pengawal 15/2/2009, hlm. 24)
Tolong renungkan klaim-klaim tersebut di atas. Luar biasa, bukan? Tetapi pertanyaan buat setiap Saksi Yehuwa yang berkunjung ke blog ini, khususnya Sdr. Maxi-Sam, pengunjung reguler blog ini, tolong jawab pertanyaan saya ini secara langsung dan tidak bertele-tele yaitu:
    Golongan budak mengklaim bahwa mereka “tidak mencemari diri dengan kepercayaan serta praktek dari ’Babilon Besar’, imperium agama palsu sedunia. Doktrin palsu tidak didapati dalam mulut mereka dan tidak memiliki cacat dunia Setan”.

    Faktanya mereka mengaku masih merayakan ulang tahun dan khususnya Natal sampai tahun 1926. Nah, bagaimana mereka bisa tetap beroleh pemilihan tahun 1918/1919 jika sampai tahun 1926 kondisinya tercemar dengan kepercayaan serta praktek dari Babilon Besar?

    Saya butuh jawabannya dari Saksi Yehuwa, khususnya Sdr. Maxi-Sam karena bagi orang awam seperti saya ini kelihatannya klaim-klaim sepihak penyembahan berhala modern para Saksi Yehuwa koq tidak masuk akal ya. Inikah dusta agama yang Anda percayai dan yakini dengan pembelaan yang membabi buta?

    Dan saya sungguh heran mengapa Saksi-Saksi Yehuwa yang berkunjung ke blog ini masih saja mengikuti dan menyembah berhala modernnya jika tidak mampu menjawab pertanyaan saya itu.

Bagi pembaca awam blog ini tentunya bisa mengambil kesimpulan mudah didasarkan pada akal sehat bahwa klaim Saksi Yehuwa beroleh pemilihan oleh Yesus Kristus tahun 1918/1919 suatu hal yang mustahil dan merupakan dusta agama. Klaim-klaim pemilihan secara ilahi biasa dilakukan oleh pemimpin kultus, baca di sini untuk buktinya. Dan jika Anda perhatikan, saya tidak banyak memberi komentar jika berdiskusi tentang ayat-ayat Alkitab kerena menjawab pernyataan secara akal sehat saja, belum tentu seorang Saksi Yehuwa mampu menjawabnya secara rasional berdasarkan akal sehat. Jika memanfaatkan akal sehat saja tidak bisa, bagaimana berdiskusi tentang ayat-ayat Alkitab? Sungguh suatu kesia-siaan!

Klaim-klaim sepihak dari organisasi Saksi Yehuwa merupakan hal yang tipikal dari salah satu ciri-ciri kultus berkedaok agama Kristen seperti yang dibahas di Saksi Yehuwa: Suatu Kultus atau Rohaniwan Allah? untuk detailnya.

Mengakhiri artikel ini, saya mengucapkan:

SELAMAT TAHUN BARU 1 JAN 2018

Semoga ditahun-tahun mendatang anugerah dan pernyertaan Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus menyertai dan memberkati setiap orang percaya sehingga bisa dan menghasilkan buah yang banyak demi kemuliaan Allah. 
AMIN

Khusus Sdr. Maxi-Sam meskipun tidak merayakan Natal dan Tahun Baru, saya ucapkan selamat Natal dan Tahun Baru. Semoga Allah Roh Kudus mencerahkan pikiran Anda ketika membaca blog ini dan memampukan Anda untuk keluar dari jeratan dan cengkraman organisasi kultus Saksi Yehuwa yang telah memperbudak Anda bertahun-tahun.


Soli Deo Gloria

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa lebih detail, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)

19 comments :

  1. Baca opini maxi sam ttg daging yg dibeli dr pasar ternyata daging acara berhala, kemudian cocok kan dg perayaan thn baru,....nanti maxi ngeles bajay.

    Kita merayakan pencapaian th lalu dg merayakan thn baru koq, bukan merayakan dewa Janus....knp ga boleh sama organisasi jw.org?
    Dewa Janus, emank lu kenal ama dia? Aya aya wae nih jw.org

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Janus itu kan FIKTIF, fiktif dan kedaluarsa....jadi momok dan komoditi isi majalah...qiqiqi.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  3. Romawi itu sudah bangkrut....kenape takut?

    Lagian kita kenalnya cuma sama Zeus, Hercules, Atlas, Thor, medusa doang. Mau janus kek, februs, martus, aprus, desembrus, oktobrus kek, cuekin ajahhh!....qiqiqi

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  4. Piramid yg kafir kok masuk hitungan ya? Dibelai-belai kakek CTRussells....qiqiqi
    Piramid itu nggak fiktif tapi nyata loh !

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  5. Memperingati th baru = komitmen memperbarui diri, memperbaiki etos kerja yg baru, semangat yg baru, cara kerja yg baru yg semakin baik lagi, ....bukan dihantui si Janus sampe modar.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  6. Jejak fresh watchtower di thn 2017

    http://www.rri.co.id/tarakan/post/berita/449203/headline/tak_sesuai_keyakinan_murid_sd_tolak_hormat_bendera_merah_putih.html

    http://m.liputan6.com/regional/read/3190592/larang-siswa-upacara-bendera-izin-sekolah-terancam-dicabut

    http://m.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2016/12/11/107456/aksi-ketuk-pintu-misionaris-resahkan-warga-pekanbaru.html

    http://www.metropolitan.id/2017/12/aliran-sesat-di-desa-pamegarsari-resahkan-warga/

    Waspada, saksi2 diam2 bercokol di singkawang, jambi timur, pekanbaru dan desa di parung bogor. Saksi dikenali bukan dari buah2 kasih tapi dikenali dr membagi2 kan majalah dan ngajak orang pindah agama, dan tidak hormat bendera.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  7. Selamat malam Bpk Awi. Sesuai dg janji saya, berikut ini tanggapan saya atas artikel https://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.co.id/2017/12/tahun-baru-bersumber-dan-didasarkan-tradisi-kafir-apa-kata-alkitab.html

    1. Sehubungan dg Roma 14:1-12 pertanyaan saya : Apkh penafsiran Bpk Awi atas ayat-ayat Alkitab yg menjadi dasar keyakinannya adalah sah dan benar? Mari kita kaji dan uji bersama.

    Roma 14:5,6 [TB-LAI] : “Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.”

    “Hari” apa yg sedang dibahas oleh rasul Paulus di ayat-ayat ini? Menurut saya pribadi, berdasarkan konteksnya, sama spt “makanan [daging]” yang Paulus bahas sebelumnya, itu adalah hari-hari tertentu yg menurut hukum Taurat dikhususkan utk beribadat kpd Allah Yehuwa spt mislnya hari raya Pondok Daun, hari raya Roti Tak Beragi, Pentakosta, dll. Bagi orang-orang Kristen yg berlatar belakang Yahudi, meskipun mrk sdh menjadi Kristen sehingga tdk lagi dibawah hukum Taurat, mrk masih menganggap hari-hari tsb “lebih penting” atau “lebih mulia” dibanding hari-hari lainnya. Sebaliknya bagi orang Kristen yg berlatar belakang non-Yahudi menganggap hari-hari spt itu sama saja dg hari-hari lainnya.

    Menarik utk memerhatikan apa yg dikatakan oleh beberapa komentator Alkitab yg terkenal spt Albert Barnes, Adam Clarke, Calvin dan Matthew Henry tentang konteks kata “hari” dan “daging” di Roma psl 14. Berikut ini komentar mereka :

    Barne’s Notes : (1) the discussion had reference only to the special customs of the "Jews," to the rites and practices which "they" would attempt to impose on the Gentiles, and not to any questions which might arise among Christians as "Christians." The inquiry pertained to "meats," and festival observances among the Jews, and to their scruples about partaking of the food offered to idols, etc.; …” The day - Any of the days under discussion; the days that the Jews kept as religious occasions. [http://biblehub.com/commentaries/barnes/romans/14.htm]

    Calvin’s : 5. One indeed, etc. He had spoken before of scruples in the choice of meats; he now adds another example of difference, that is, as to days; and both these arose from Judaism. For as the Lord in his law made a difference between meats and pronounced some to be unclean, the use of which he prohibited, and as he had also appointed festal and solemn days and commanded them to be observed, the Jews, who had been brought up from their childhood in the doctrine of the law, would not lay aside that reverence for days which they had entertained from the beginning, and to which through life they had been accustomed; nor could they have dared to touch these meats from which they had so long abstained. … [http://biblehub.com/commentaries/calvin/romans/14.htm]

    Adam Clarke’s : Him that is weak in the faith - By this the apostle most evidently means the converted Jew, who must indeed be weak in the faith, if he considered this distinction of meats and days essential to his salvation … One man esteemeth one day above another - Perhaps the word ἡμεραν, day, is here taken for time, festival, and such like, in which sense it is frequently used. Reference is made here to the Jewish institutions, and especially their festivals; such as the passover, pentecost, feast of tabernacles, new moons, jubilee, etc. The converted Jew still thought these of moral obligation; the Gentile Christian not having been bred up in this way had no such prejudices. And as those who were the instruments of bringing him to the knowledge of God gave him no such injunctions, consequently he paid to these no religious regard.

    -- b e r l a n j u t --

    ReplyDelete
  8. --l a n j u t a n n y a --

    Another - The converted Gentile esteemeth every day - considers that all time is the Lord's, and that each day should be devoted to the glory of God; and that those festivals are not binding on him. [http://biblehub.com/commentaries/clarke/romans/14.htm]

    Matthew Henry’s : (2.) Concerning days, v. 5. Those who thought themselves still under some kind of obligation to the ceremonial law esteemed one day above another—kept up a respect to the times of the passover, pentecost, new moons, and feasts of tabernacles; thought those days better than other days, and solemnized them accordingly with particular observances, binding themselves to some religious rest and exercise on those days.” [http://biblehub.com/commentaries/mhcw/romans/14.htm]

    Kesimpulannya jelas, bahwa berdasarkan konteksnya, ayat-ayat tsb tidak memaksudkan hari raya-hari raya dikalangan orang non-Yahudi. Makanya menurut saya sangat bertentangan dg konteksnya kalau Bpk Awi menggunakan ayat-ayat ini utk membenarkan ajarannya seolah-olah hari Natal maupun Tahun Baru atau hari-hari raya keagamaan lainnya termasuk dlm kata “hari” yg sedang Paulus bahas sehingga tidak apa-apa jika kita merayakannya.

    Coba bayangkan situasi ini : jika saya adalah seorang warganegara Romawi non-Yahudi yang lahir dan tinggal di kota Korintus, terbiasa merayakan berbagai perayaan kpd dewa-dewi Romawi spt misalnya dewa matahari Sol Invictus atau dewi Diana, dll. Kemudian krn menyambut pengabaran murid-murid Yesus waktu itu saya menjadi seorang Kristen. Apkh masuk akal utk kemudian membayangkan bahwa saya masih akan tetap merayakan perayaan-perayaan tsb krn saya bernalar “semua hari” sama saja dan bahwa saya melakukan itu bukan utk memuja dewa-dewi tp utk Allah Yehuwa? Jika saya terus melakukannya berdasarkan penalaran spt itu, kira-kira bgm pandangan Allah Yehuwa yg secara spesifik mengatakan di 2 Korintus 6:14-18, a.l “Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?” serta “janganlah menjamah apa yang najis”?

    2. Selebihnya, Bpk Awi kembali mengajukan pertanyaan yg kurang lebih hampir sama dg “Apa buktinya bahwa Yesus memilih hamba yang setia dan bijaksana pada tahun 1918/1919”? Krn pertanyaan yg sejenisnya sdh beberapa kali Bpk Awi tanyakan, maka jawaban saya sama dg apa yg sdh beberapa kali juga saya sampaikan ke Bpk Awi dan “anaknya” Bpk Awi yaitu Sdr Rojali aka Binsar aka Heber aka Anno aka JJ aka M (aka USA?), dll aka. Berikut ini saya kutipkan beberapa di antaranya :

    “Saya pribadi sangat-sangat yakin berdasarkan pola dan ayat-ayat Alkitab bahwa Allah Yehuwa PASTI punya SATU organisasi yg kelihatan sekarang sbgmn dulu dg bangsa Israel dan sidang Kristen masa awal. Bagi saya pribadi, ITU ADALAH FAKTA yang DIDUKUNG oleh BUKTI-BUKTI BERDASARKAN ALKITAB [sbgmn penjelasan saya di poin 1 – 15].

    Bahwa Bpk Awi TIDAK PERCAYA adanya organisasi Allah yg kelihatan diatas bumi, TIDAKLAH MEMBUKTIKAN bahwa kepercayaan/keyakinan saya yg BERDASARKAN ALKITAB itu salah. Sudah berulang kali saya minta Bpk Awi MENJELASKAN BERDASARKAN ALKITAB, apa buktinya kalau Allah Yehuwa sekarang tidak memiliki SATU organisasi PADAHAL dulunya Ia punya bangsa Israel dan belakangan sidang Kristen pada abad pertama, TAPI sampai detik ini Bpk Awi TIDAK PERNAH menjawabnya. Sebaliknya Bpk Awi selalu menanyakan pertanyaan2 yg menurut saya agak ‘konyol’ dan meskipun saya atau rekan2 SY yg lain sudah menjawabnya, Bpk Awi tanyakan lagi dan lagi dan lagi krn menurutnya jawaban kami itu TIDAK SESUAI dg apa yg ia PIKIRKAN atau INGINKAN.

    Utk itu, SEKALI LAGI buat Bpk Awi, tolonglah Bpk BUKTIKAN BERDASARKAN ALKITAB bahwa kepercayaan saya yg DIDASARKAN ATAS ALKITAB akan adanya SATU organisasi Allah di bumi adalah SALAH!!

    -- b e r l a n j u t --

    ReplyDelete
  9. -- l a n j u t a n n y a --

    Demikian juga dg ‘hamba yang setia dan bijaksana’. Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa ADA yg namanya ‘Badan Pimpinan’ dlm penyelenggaraan sidang Kristen abad pertama dan saya SUDAH MEMBUKTIKAN BERDASARKAN ALKITAB mengapa saya sangat meyakininya. Bahkan saya sudah buktikan juga bahwa argumentasi Bpk Awi soal ‘tidak adanya Badan Pimpinan berdasarkan Kisah pasal 15’ adalah suatu ‘Mitos dan Kepalsuan’ [meminjam istilahnya Bpk Awi].

    Dalam konteks saya yg sangat-sangat PERCAYA Allah Yehuwa PUNYA SATU organisasi yg kelihatan dewasa ini sbgm dulu dg bangsa Israel dan belakangan sidang Kristen abad pertama, BUKTI-BUKTI yg saya sajikan adalah BERDASARKAN ALKITAB. Jadi, PERTAMA-TAMA tolong Bpk Awi BUKTIKAN TERLEBIH DAHULU BERDASARKAN ALKITAB bahwa bukti-bukti yg saya sajikan itu adalah salah.

    Bahwa saya sampai pada suatu kesimpulan ‘Organisasi Allah’ dan ‘sidang Kristen yg SEJATI itu adalah sidang Kristen Saksi-Saksi Yehuwa sedunia, itupun saya BUKTIKAN [paling tidak utk saya pribadi] BERDASARKAN pola dlm ALKITAB di DUKUNG oleh KESAKSIAN dari rasul Matius, rasul Yohanes, rasul Paulus, dll, serta DITEGUHKAN oleh kesaksian dari sumber2 sekuler.Sekali lagi, tolong BUKTIKAN BERDASARKAN ALKITAB bahwa saya salah!

    3. Sbg tambahan utk memperlihatkan bahwa perayaan hari lahir/Natal serta Tahun Baru berhubungan dg “penyembahan berhala” sehingga merupakan sesuatu yg “najis” yg harus dihindari berdasarkan prinsip 2 Korintus 6:14-18, berikut ini saya sertakan beberapa kutipan serta sumber rujukannya :

    - https://news.detik.com/berita/d-3793816/asal-muasal-perayaan-tahun-baru

    - http://kupang.tribunnews.com/2017/12/31/asal-usul-perayaan-malam-tahun-baru-penghormatan-pada-dewa-berwajah-dua-yang-sarat-makna?page=2

    - https://en.wikipedia.org/wiki/New_Year%27s_Day -- This day is traditionally a religious feast, but since the 1900s has also become an occasion to celebrate the night of December 31, called New Year's Eve.

    - http://www.encyclopedia.com/philosophy-and-religion/bible/bible-general/birthday -- Perfection of the calendar by the Egyptians and Mesopotamians enabled people to reckon exact birth dates, but ancient and classical cultures rarely celebrated birthdays, except for those of royalty. The early Catholic Church deemed birthday festivities to be pagan;…”

    - https://en.wikipedia.org/wiki/Birthday -- Christianity: Early centuries - Origen in his commentary "On Levites" writes that Christians should not only refrain from celebrating their birthdays, but should look on them with disgust.

    - https://en.wikipedia.org/wiki/Christmas -- As Christmas was unknown to the early Christian writers, it must have been introduced sometime after 300. Irenaeus and Tertullian omit it from their lists of feasts, and Origen writes that in the Scriptures sinners alone, not saints, celebrate their birthday. Arnobius can still ridicule the "birthdays" of the gods.[9] The first recorded Christmas celebration was in Rome in 336.[45][46] The feast was introduced to the Eastern Roman Empire after the death of Emperor Valens, who favored the Arian heresy, in 378.

    Demikian tanggapan saya. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.

    -- s e l e s a i --

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Pembaca Blog

      Untuk melihat jawaban tentang konsep pemilihan hamba setia dan bijaksana yang disampaikan Sdr Maxi-Sam silahkan klik Teori Disonansi Kognitif Dan Konsep yang Memenjarakan Pola Pikir Saksi Yehuwa

      Sedangkan ttg argument Roma 14 yg disampaikan oleh Sdr Maxi-Sam akan saya bahas kemudian.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  10. Tuan Maxi-sam itu kan udah dewasa, masak nggak mampu bedain
    - mana agama, mana society
    - mana fiktif, mana nyata
    -mana catatan, mana obligation(disuruh harus....atau dilarang keras....)
    - mana tafsir, mana opini
    - mana kedaluarsa, mana masih berlaku
    -dll

    Asal usul perayaan thn baru adl sekedar catatan kaki, dilarang merayakannya adl obligasi kantor pusat tanpa boleh dipertanyakan.

    Origen dijadikan sbg referensi itu beliau hidup th 184-253, bisa jadi pengaruh pagan romawi dan yunani sangat kuat thd hari ultah dan tahun baru. Kan beda dg kita, bedakan jaman old sama jaman now romawi bangkrut, yunani redup.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang Sdr AS. Terima kasih atas komentar tanggapan Sdr. Perkenankanlah saya menanggapinya.

      1. Sdr AS tulis : “Tuan Maxi-sam itu kan udah dewasa, masak nggak mampu bedain … “

      SAYA JAWAB : Justru krn saya sdh dewasa, makanya saya bisa bedakan dan simpulkan, bahwa :

      A. Sampai sekarang, hari natal itu tetap adalah “perayaan keagamaan” bukan sekadar acara “society”

      B. Bahwa orang-orang Yahudi dan murid-murid Yesus masa awal tidak merayakan “hari lahir” adalah “nyata” bukan “fiktif”

      C. Bahwa kata-kata yg jelas dan tegas dari Allah Yehuwa agar “janganlah menjamah apa yang najis?” bukan sekadar “catatan” tapi jelas merupakan suatu “obligation”

      D. Bahwa saya memutuskan utk tidak ikut ambil bagian merayakan natal dan perayaan [agama] lainnya berdasarkan “tafsir” ayat-ayat Alkitab [spt 2 Korintus 6:14-18 dan 2 Korintus 7:1] bukan sekadar ikut-ikutan “opini” manusia.

      E. Saya yakin sesuai dg kata-kata Allah Yehuwa sendiri “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah” [Maleakhi 3:6], artinya pandangan atau sikap Allah Yehuwa yg dg jelas serta tegas mengatakan “janganlah menjamah apa yang najis” dan “marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani” sampai sekarang “masih berlaku”, tidak pernah akan “kedaluarsa”

      F. dll

      2. Sdr AS tulis : “Asal usul perayaan thn baru adl sekedar catatan kaki, …”

      SAYA JAWAB : Itu adalah contoh nyata dari sebah “opini” manusia sehingga bisa berbeda antara satu manusia dg manusia lainnya, sebaliknya kata-kata yang jelas dan tegas “janganlah menjamah apa yang najis” serta “marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani” adalah pernyataan yang sangat mudah dipahami sehingga, bahkan tidak perlu di-“tafsir”-kan lagi.

      3. Sdr AS tulis : “Origen dijadikan sbg referensi itu beliau hidup th 184-253, bisa jadi pengaruh pagan romawi dan yunani sangat kuat thd hari ultah dan tahun baru. Kan beda dg kita, bedakan jaman old sama jaman now romawi bangkrut, yunani redup.”

      SAYA JAWAB : Kalau boleh tahu, menurut Sdr AS, dewasa ini apkh perayaan hari natal masih tetap merupakan suatu “perayaan keagamaan” atau hanya sekadar “pertemuan ramah-tamah” biasa yg bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja? Tolong Sdr AS jawab secara obyektif.

      Demikian tanggapan saya. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.


      Delete
    2. Selamat malam tuan Maxi.

      Anda sudah pintar, seperti anis-sandi, ga ada matinya, yang ga bener pun jadi keberpihakan dan keberadilan, tinggal dibolak balik itu sih gampang. Jangan lupa latihan bikin analogi yg cespleng, sing penting substansinya to?

      Salam
      AS

      Delete
    3. Susun bisa jadi lapis, lapis bisa dibalik lagi jadi susun, sing penting depe nol.

      Awal bilang natal " perayaan keagamaan" dibawah jadi " sekedar acara ramah-tamah". Kata siapa pertemuan ramah tamah? Sebelum natal itu ada 4minggu adven di katolik untuk menyiapkan diri layak menyambut natal, setiap minggunya ada ibadat adven ada tema untuk dibahas natal dikaitkan dg hidup bernegara. Itu disuruh mikir yg datang, bukan datang, ngobrol terus pulang.

      Kalo pas natal itu berdoa, bermazmur, membunyikan nafiri, melambungkan pujian, membawa persembahan, memecah-mecah roti, menyampaikan ujub pribadi. Ramah-tamahnya saat open house di rumah masing2. Jelas beda. Ramah-tamahnya saat berpapasan di jalan atuh Maxi.

      Yang poin B murid Yesus tidak bikin resah pemeluk agama lain dan tidak meninggalkan majalah.

      Poin C piramid itu najis sejak dibikin firaun

      Poin D apa iya? Apa bukan aturan organisasi?

      Poin E janus fiktif maka bebas dr unsur najis

      Terjemahannya Origen berkomentar perihal kaum Lewi, jadi itu sebuah catatan.

      Substansinya merayakan natal puncak iman mengamini nubuat para nabi PL bahwa Yesus benar telah lahir di Betlehem walaupun tidak mengalami melihat langsung. Iman tanpa puncak akan datar suam2 kuku atau merosot kendor. Yesus akan berucap " You are my witnesses, come join with Me". Yesus itu masih hidup rayakanlah natal ga usah ragu dibilang acara ramah tamah.

      Salam
      AS

      Delete
    4. Ralat: membunyikan lonceng (bukan nafiri) dg meriah sepanjang lagu kemuliaan.

      AS

      Delete
  11. Pengakuan jujur Maxi-----> perayaan natal itu perayaan keagamaan, bukan perayaan pagan Solis invicti, juga bukan perayaan bible and tract society.

    Pandai kau Maxi

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  12. Bahan refleksi tahun baru buat Maxi-Sam

    Hidayatullah.com—Warga Pekanbaru, Riau mengaku resah seminggu ini akibat dugaan penyebaran agama oleh kelompok misionaris dengan cara mendatangi rumah warga.

    “Hari Kamis, 09 Desember 2016 siang, sekitar jam 11.30 kami ada dua orang misionaris dari Sekte Yehuwa menjalankan aksinya dengan menyebarkan majalah “Sadarlah” dari pintu ke pintu warga di Jalan Pemudi Gang Ikhsan, Kelurahan Tampan, Kecamata Payungsekaki Kota Pekanbaru,” demikian pengakuan peneliti aliran sesat Rumah Dakwah Riau, Roni Candra hari Jumat (09/12/2016).

    Menurut Roni, majalah tersebut dibagikan dari rumah ke rumah oleh dua orang laki-laki dan perempuan. Yang perempuan diperkirakan berumur 60 tahun bernama Ginarsih dan yang laki-laki sekitar 26-30 tahun bernama Iskandar.

    Gerakan Kristenisasi di Riau Didukung Majalah “Menara Pengawal” dan “Sadarlah”

    “Mereka sangat agresif mengetuk pintu rumah warga dan menawarkan Majalah Sadarlah,” tambahnya.

    Kegiatan ini dinilai telah meresahkan warga, apalagi mereka mendatangi rumah seorang Muslim dan menawarkan secara gratis majalah bersangkutan.

    Saking agresifnya, seorang penjual air tebu di Jalan Rajawali, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, mengaku sudah dua kali di datangi para misionaris sekte Yehuwa sembari membagikan Majalah Sadarlah, demikian aku Roni.

    Sebagaimana diketahui, Majalah Sadarlah diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York. Di dalamnya tercatat, dicetak sebanyak 57.761.000 (Lima puluh tujuh juta tujuh ratus enam puluh satu ribu), diterjemahkan ke 107 bahasa, termasuk di dalamnya bahasa Indonesia dalam sekali terbit.*

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alamak! Sekali terbit 57 juta eksemplar, bener2 tajir melintir

      Untung seribu perak aja dikali 57 juta = 57 Milyard
      Kalo untung sedolar anggep kurs 10rebu dikali 57 juta = 570 M.
      Penerjemahnya software komputer, buruh cetaknya sukarela, Cost of goods sold nya ringan. Banjir duit itu, kanjeng dimas kalah jauuuuhh.

      Salam
      AS

      Delete
    2. Ginarsih usia 60 disuruh dinas, kampret penatuanya. Partnernya muda laki2 kuat lari kalo dikejar massa, kalo ginarsih bisa mati di jalan dikejar orang, diteriakin massa.

      Salam
      AS

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.