Penatua Saksi Yehuwa Sutradara Bom Kasih!

Bom Kasih: Perekrut Terlihat Hangat dan Pengasih
Sehingga Korban Merasa Spesial
ORGANISASI SAKSI YEHUWA banyak membual dan ahli dalam ber-rhetorical fallacy (sesat logika/retorika yang salah). Salah satunya adalah klaim sebagai satu-satunya grup yang memiliki kasih seperti yang diajarkan oleh Kristus. Padahal faktanya, seperti yang telah saya bahas di Saksi Yehuwa: Kasih Agape atau Bom Kasih? bahwa kasih yang dipamerkan Saksi Yehuwa merupakan bom kasih yaitu kasih pura-pura atau palsu yang digunakan untuk mempengaruhi dan memanipulasi seseorang dengan mendemonstrasikannya melalui perhatian dan kasih sayang. Bom kasih adalah kasih bersyarat atau berpamrih. Kasih yang diberikan tidaklah tulus. Misalnya jika kita mengekspresikan kasih kepada seseorang dengan memberikan suatu bantuan yang orang butuhkan tetapi sebenarnya mengharapkan orang tersebut untuk memberikan sesuatu sebagai balasan maka ekspresi kasih dan perhatian tersebut tidaklah tulus melainkan berpamrih.

Berikut kutipan buku “Pemberita Kerajaan Allah” bertopik “Dengan Demikian Semua Orang Akan Tahu, Bahwa Kamu Adalah Murid-Muridku” hlm 711-712 yang menyatakan bualan Saksi Yehuwa yang sengaja saya beri warna merah sebagai satu-satunya grup Kristen yang dimiliki pengikut sejati Kristus yaitu kasih:


Ini merupakan jenis kasih yang menonjol yang dituntut dalam ”perintah baru” tersebut, kasih yang harus dimiliki pengikut-pengikut Yesus yang sejati terhadap satu sama lain. (1 Yoh. 3:16) Siapa dewasa ini yang jelas terbukti menaati ”perintah baru” itu? Bukti yang diberikan sebelumnya dalam publikasi ini tanpa ragu menunjuk kepada satu-satunya perkumpulan umat Kristen seluas dunia.

Mereka dikenal, bukan karena model baju yang unik atau beberapa kebiasaan yang tidak lazim, melainkan karena ikatan yang kuat dan hangat yang mereka perlihatkan terhadap satu sama lain. Mereka memiliki reputasi dalam hal memperlihatkan kasih yang melampaui perbedaan rasial dan batas nasional. Mereka terkenal karena menolak bertempur melawan satu sama lain bahkan sewaktu negara tempat mereka tinggal sedang berperang. Yang lainnya terkesan akan cara mereka membantu satu sama lain pada waktu ditimpa kemalangan, seperti misalnya sewaktu bencana alam melanda atau sewaktu beberapa anggota dari persaudaraan mereka dianiaya karena memelihara integritas kepada Allah. Mereka siap menahan kesulitan atau menghadapi bahaya guna membantu saudara dan saudari mereka yang baginya Kristus telah menyerahkan kehidupannya. Dan, ya, mereka bersedia mati demi satu sama lain. Kasih yang mereka perlihatkan ini unik dalam dunia yang semakin mementingkan diri. Mereka adalah Saksi-Saksi Yehuwa.
Tentunya jika Saksi Yehuwa mengaku kasih yang diberikan merupakan bom kasih, bukan kasih agape; saya sangat setuju karena semua grup kultus pasti memberikan bom kasih. Silahkan baca di sini untuk membedakan antara bom kasih dengan agape.

Bagaimana contoh bentuk bom kasih yang diberikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa? Salah satunya bisa pembaca temui ketika berkunjung ke Balai Kerajaan. Saya pernah mengalaminya hal ini. Dan memang dapat menggugah dan meluluhkan hati siapapun juga. Anda akan merasakan betapa bahagia dan spesialnya berada di dalam lingkungan tersebut. Berikut sharing saya.


Ketika saya berkunjung ke Balai Kerajaan, saya beroleh perhatian dan terasa hubungan dengan Saksi-Saksi Yehuwa begitu dekat dan intim. Saat berada di sana, saya beroleh perhatian spesial dari seluruh anggota sidang jemaat. Semua mata tertuju kepada saya. Saya disalami oleh mayoritas seluruh anggota sidang (mungkin 70-90 orang, saya tidak hitung persisnya) dan mereka koor bergantian menyatakan betapa senangnya melihat kehadiran saya. Sebagian anggota yang ada sudah saya kenal dari pembelajaran Alkitab di rumah saya. Ada satu penatua yang saya belum kenal; diperkenalkan kepada saya. Semua sidang berpakaian rapi, khusus wanita berpakaian sangat konservatif [rok di bawah lutut], bahkan banyak berdasi dan ada yang berjas, khususnya penatua.  Jujur harus saya katakan bahwa perlakuan demikian tidak pernah saya rasakan di gereja manapun yang saya kunjungi. Penampilan dan keramah-tamahan OK-OCE punya. Saya hampir-hampir tidak percaya berada di dalam lingkungan sebuah kultus karena penampilannya lebih pada business gathering dibandingkan di sebuah tempat ibadah. Jika pembaca tidak percaya, saya persilahkan kunjungi Balai Kerajaan untuk mengalaminya secara pribadi.   

Pengalaman lebih detail bisa Anda baca dari kesaksian mantan Saksi Yehuwa yang ditemukan di sini untuk praktek bom kasih yang dialami orang tuanya sehingga terjerat masuk ke dalam grup kultus dengan metode bom kasih-nya dan tentunya ia menjalankan juga praktek bom kasih tersebut saat menjadi seorang Saksi:

Salah satu pengalaman pertama Anda saat menghadiri sebuah pertemuan di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa adalah apa yang pakar kultus disebut “bom cinta.” Biasanya, seorang rekrutan baru akan diperkenalkan oleh penyiar yang sedang belajar bersama mereka dan penyambutan dengan penuh hasrat akan terjadi disertai dengan senyum hangat, mata melebar, dan sebuah ungkapan “Senang bertemu dengan Anda di sini.” Itu adalah fase pertama.

Tahap kedua akan dimulai begitu rekrut baru sudah mulai hadir secara reguler. Tiba-tiba, kehidupan sosial mereka meledak dengan undangan untuk makan malam, kumpul-kumpul, es krim setelah perhimpunan, dan sebagainya. Semua orang di Balai adalah teman mereka. Pada titik ini hampir tidak mungkin untuk melepaskan rekrutan baru dari cengkraman “Kebenaran” (inilah yang disebut oleh SSY sebagai agama mereka).

Sebelum belajar bersama SSY, keluarga saya sama sekali tidak memiliki kehidupan sosial di luar keluarga besar. Ibuku pasti tidak punya teman, dan teman ayahku adalah semua teman kerjanya. Ibu benci dan tidak bergairah membuat jamuan jadi tidak ada pesta makan malam di rumah kecuali untuk makan malam Thanksgiving keluarga (yang menurut saya hanya terjadi satu kali dalam 12 tahun itu). Ayah, di sisi lain, senang bisa menghibur orang banyak dan berjiwa ramah.

Hal-hal berubah secara dramatis begitu kita mulai menghadiri pertemuan. Kami larut dalam antusiasme para jemaat sidang. Tiba-tiba, kami memiliki 60 teman, semuanya bergairah saat melihat kami. Itu hal yang memabukkan. Terkadang kita akan diajak setelah perhimpunan untuk menikmati popcorn dan persahabatan. Selama kunjungan ini, teman-teman baru kami akan menceritakan pengalaman mereka dalam menemukan Kebenaran atau mengisi kepala kami dengan legenda urban SSY.

Efek dari semua ini adalah untuk membuat kita merasa seperti kita memiliki tempat di sidang. Kami telah menemukan sesuatu yang langka dan indah. Bom kasih adalah lapisan coklat yang membuat doktrin aneh Saksi Yehuwa menjadi lebih mudah diterima.

Masuknya kami ke dalam dunia kultus itu cepat; semuanya hanya memakan waktu sekitar 6 bulan setelah sebelumnya kita mabuk cinta lalu kemudian berkomitmen penuh. Para penatua setempat sangat membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menjalankan tugas mereka dan menemukan dengan sangat cepat bahwa ayah saya mudah tertipu oleh sanjungan dan kepandaian. Mereka mengatur agar orang tua saya dibaptis di sebuah Kebaktian sejauh 200 mil jauhnya sehingga dia dapat memenuhi syarat untuk direkomendasikan sebagai pelayan firman selama kunjungan pengawas sirkuit berikutnya dalam tiga bulan. Salah satu kualifikasinya adalah "bukan orang yang baru bertobat." Saya pikir mereka memalsukannya, karena tiga bulan adalah waktu yang sangat singkat bagi seorang JW baru untuk disiapkan dengan baik. Kurang dari dua tahun kemudian, Ayah dipromosikan menjadi penatua dan kami benar dan sungguh-sungguh berakar di sana.

Seperti yang Anda duga, sekali “Yang Baru” telah menjadi salah satu pengunjung tetap, bom kasih berangsur sirna. Namun, dalam kasus kami, karena ayah berada dalam posisi yang menonjol, kami tidak mengalami kekecewaan pasca bom kasih yang dialami sebagian besar mereka yang bergabung dengan SSY.

Pada saat kekecewaan datang, Anda yakin bahwa besok Armageddon dan jika Anda meninggalkan Kebenaran Anda akan menderita dan mati. Hal ini juga telah ditanamkan di kepala Anda bahwa jika Anda tidak bahagia, itu salah Anda sendiri karena Anda jelas belum cukup belajar, cukup berdoa, mengabar, dan menghadiri setiap perhimpunan. Dan saat Anda menyingsingkan kedewasaan rohani Anda dan menghadapinya.
Bom kasih yang saya alami tidaklah sedemikian intens seperti yang diceritakan oleh mantan Saksi Yehuwa tersebut. Tetapi ada kemiripan. Saya bertanya koq bisa mirip ya? Mengapa demikian? Akhirnya sebuah buku rahasia menyingkapkannya. Saya katakan rahasia karena buku ini hanya boleh dimiliki dan dibaca oleh penatua saja. Di luar penatua tidak boleh dibaca atau dimiliki. Judul bukunya “Pay Attention to Yourselves and all the Flock” bisa baca di sini. Sdr. Maxi-Sam dapat mengkonfirmasi keberadaan buku ini dan bisa berkontribusi terjemahan yang sesuai dengan bahasa Indonesianya. Tolong input terjemahan yang lebih akurat ya Sdr. Maxi-Sam karena mungkin saja saya keliru menerjemahkannya dan bahasa aslinya saya sisipkan di bawah. Buku itu mengatakan:

Seseorang yang baru berhimpun membutuhkan perhatian khusus.

Ketika mereka pertama datang ke Balai Kerajaan, orang baru mungkin merasa seperti orang asing; kita ingin mengubah perasaan tersebut menjadi suatu persahabatan yang hangat.

Jika Saudara memperhatikan orang baru sendirian atau berbicara hanya dengan Saksi yang belajar dengannya, ambillah inisitif untuk menghampiri dan menyalaminya dan memperkenalkannya kepada yang lainnya.

Ajarilah para peserta untuk menyalami orang yang baru dan secara berkala ingatkan mereka untuk melakukan hal ini.

Latihlah seluruh Saudara/i untuk mengambil langkah inisiatif menghampiri orang baru dan mengenal mereka.

Sehingga Anda dapat mendorong dan menolong lainnya, yakinkanlah datang di perhimpunan lebih awal dan tetap tinggal untuk sementara waktu setelah acara.

Anda juga dapat berhubungan dengan orang baru di waktu lainnya, barang kali mengunjungi mereka di rumah mereka atau di rumah Anda.

Ketertarikan secara pribadi yang demikian akan membuat mereka melihat bahwa kasih sejati ada di antara Saksi-Saksi Yehuwa

Hal ini juga mengisi kekosongan yang tercipta ketika mereka memutuskan hubungan dengan pergaulan mereka sebelumnya dan hiburan duniawi.2
Coba pembaca bandingkan instruksi manual tersebut dengan apa yang diceritakan oleh mantan Saksi Yehuwa tersebut. Betapa miripnya, bukan? Fase pertama, penyambutan yang  hangat dan luar biasa. Semua jemaat sidang bersuka cita menyambutnya. Fase kedua, banyak acara di luar perhimpunan. Secara tiba-tiba saja kita memiliki 70-90 sahabat-sahabat yang kelihatannya sejati, berempati, senyam-senyum dan memuji-muji kita. Semuanya merupakan sahabat instant atau dadakan. Siapa yang tidak meleleh tuh perasaannya, bukan? Jujur, tidak ada gereja yang pernah saya kunjungi melakukan demikian. Tidak ada! Mengapa Saksi Yehuwa melakukan bom kasih? Buku Pay Attention menjawabnya untuk mengubah perasaan terasing menjadi suatu persahabatan yang hangat.

Margaret Singer seorang pakar kultus dalam bukunya, Cults in Our Midst, menulis seperti yang dikutip wikipedia tentang bom kasih yang dipraktekkan oleh grup kultus sebenarnya usaha yang terkoordinasi di bawah arahan pemimpin kultus dan merupakan cara menipu yang menghasilkan kesuksesan besar dalam merekrut orang-orang masuk ke dalam jeratan kultus:

Setelah peminat menunjukkan ketertarikan, segera mereka dibom kasih oleh perekrut atau anggota kultus lainnya. Proses persahabatan palsu ini dan ketertarikan pada perekrutan ini awalnya dikaitkan dengan salah seorang anggota kultus yang muda, namun segera dilakukan oleh sejumlah grup sebagai bagian dari program mereka untuk menarik orang masuk. Bom kasih adalah usaha terkoordinasi, biasanya di bawah arahan kepemimpinan, yang melibatkan anggota-anggota dalam membanjiri peminat dan anggota terbaru dengan sanjungan, rayuan verbal, perhatian tapi biasanya tanpa sentuhan seksual, dan memberikan banyak perhatian pada setiap pembicaraan. Bom kasih - atau tawaran pertemanan instan - adalah cara menipu yang menghasilkan kesuksesan dalam banyak pengrekrutan.3
Bukankah cocok apa yang dinyatakan Singer dengan buku Pay Attention tersebut yaitu bom kasih merupakan upaya yang terkoordinasi oleh pemimpin kultus, dalam hal ini penatua Saksi Yehuwa yang menerima instruksi dari badan pimpinan dan upaya untuk dimainkan ketika ada targetnya secara terencana. Ya tidak dapat dipungkiri penatua Saksi Yehuwa adalah sutradara dalam proses bom kasih di Balai Kerajaan. Sedangkan badan pimpinan Saksi Yehuwa tentunya master sutradaranya secara internasional. Jika Saudara amati video-video badan pimpinan berpidato, memang terlihat kaku dalam gerakan dan banyak mengumbar senyuman. Maaf, saya melihatnya semuanya penuh kepalsuan. 

Tentunya kita bertanya-tanya; bagaimana bisa Saksi-Saksi Yehuwa menjalankan kasih seperti yang diperintahkan Yesus jika ternyata semua hanyalah hasil latihan untuk bersandiwara? Apakah mungkin latihan dapat menghasilkan kasih yang tulus tanpa syarat? Setahu saya, kasih itu hasil karya dari Roh Kudus, bukan latihan (Galatia 5:22-23). Oleh karena hasil latihan maka hasil akhirnya memang tidaklah tulus, penuh kepura-puraan sehingga ketika diminta untuk membenci dengan cara mengucilkan anggota lainnya, para Saksi Yehuwa tersebut menjalankannya. 


Soli Deo Gloria

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa lebih detail, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)


1 Bahasa Aslinya Inggris:

One of your first experiences upon attending a meeting at a kingdom hall of Jehovah’s Witnesses is what cult experts call “love bombing.” Usually, a new recruit will be introduced around by the publisher who is studying with them and much solicitous clucking will ensue accompanied by a warm smile, widened eyes, and an “it’s so nice to see you here.” That’s phase one.

Phase two will commence once the new recruit has started attending regularly. Suddenly, their social life explodes with invitations to dinner, get-togethers, ice cream after the meeting, and so forth. Everyone at the hall is their friend. At this point it will be nearly impossible to extricate the new recruit from the grasp of “The Truth” (this is what JWs call their religion).

Prior to studying with JWs my family had virtually no social life outside of the extended family. My mother certainly didn’t have friends, and my father’s friends were all workmates. Mom hated to entertain with a nearly thermonuclear passion, so there were no dinner parties at home except for the occasional family Thanksgiving dinner (which I think happened only once in those 12 years). Dad, on the other hand, loved to entertain a crowd and he was the soul of hospitality.

Things changed dramatically once we started attending meetings. We were nearly suffocated in the enthusiastic embrace of the congregation. Suddenly, we had 60 friends, all of whom lighted up when they saw us. That’s heady stuff. Sometimes we’d be invited to come over after a meeting for popcorn and some fellowship. During these visits our new friends would tell their experiences about finding The Truth or fill our heads with JW urban legends.

The effect of all of this was to make us feel like we had a place in the congregation. We had found something rare and wonderful. The love bombing was the chocolate coating that made the weird doctrine go down easier.

Our entry into the cult was swift; altogether it took only about 6 months before we were sufficiently drunk on love to become fully committed. The local elders desperately needed more help with their duties and figured out pretty quickly that my father was a sucker for flattery and prominence. They arranged for my folks to get baptized at a circuit assembly 200 miles away so that he’d be qualified to be recommended as a ministerial servant during the next circuit overseer’s visit in three months. One of the qualifications is to be “not a newly converted man.” I think they fudged that one, because three months is a pretty short time for a new JW to marinate properly. Less than two years later, dear old Dad was promoted to elder and we were well and truly entrenched.

As you might expect, once a “new one” has become one of the regulars, the love bombing tapers off. In our case, however, since Dad was in a position of prominence, we didn’t go through the post-love-bomb letdown experienced by most of those who join JWs.

By the time the letdown comes along you’re convinced that Armageddon is tomorrow and that if you leave The Truth you’ll be miserable and die. It has also been pounded into your head that if you are unhappy it’s your own fault because you obviously haven’t been studying enough, praying enough, preaching enough, and attending every single meeting. And that’s when you pull up your spiritual maturity panties and deal with it.


2 Pay Attention to Yourselves and all the Flock 1991, p22/23

Newly associated ones are especially in need of attention.

When they first come to the Kingdom Hall, new ones may feel like strangers ; we want to change that feeling to one of warm friendship .

If you notice a new one standing by himself or talking only with the one who studies with him, take the initiative to approach and greet him and introduce him to others.

Teach attendants to greet new ones, and occasionally remind them to do this .

Train all the brother and sisters to take the initiative in approaching new ones and getting acquainted with them

So that you may encourage and help others, be sure to arrive at the meeting early and stay for a while after the program.

You can associate with new ones at other times also, perhaps visiting with them in their homes or yours.

Such personal interest lets them see that genuine love exists among Jehovah's people .

Train all the brothers and sisters to take the initiative in approaching new ones and getting acquainted with them. So that you may encourage and help others, be sure to arrive at the meetings early and stay for a while after the program. You can associate with new ones at other times also, perhaps visiting with them in their home or yours. Such personal interest lets them see that genuine love exists among Jehovah's people. (John 13:35)

It also fills the void created when they cut off former associations and worldly entertainment.
3As soon as any interest is shown by the recruits, they may be love bombed by the recruiter or other cult members. This process of feigning friendship and interest in the recruit was originally associated with one of the early youth cults, but soon it was taken up by a number of groups as part of their program for luring people in. Love bombing is a coordinated effort, usually under the direction of leadership, that involves long-term members' flooding recruits and newer members with flattery, verbal seduction, affectionate but usually nonsexual touching, and lots of attention to their every remark. Love bombing - or the offer of instant companionship - is a deceptive ploy accounting for many successful recruitment drives

1 comment :

  1. Senyum protokoler kerajaan. Basa-basinya standar banget. Perhatian semua tertuju kpd newbie, itu artinya balai kerajaan lagi paceklik senyum dan ramah-tamah, no more ice cream.

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.